Minggu, 11 Oktober 2015

PUISI "SEBUAH KABAR"


Lembaran buku usang terkapar disudut malang
Butiran debu menari nari dalam dekap air mata
Seorang berdiri seraya memegang bunga
Berucap lima kata

Dilepaskan
Memanggkuku
Kembali
Berlinang
Moksa

Bersahut empat kalimat,

Selamat pagi untuk burung burung yang tak berpita suara
Terimakasih untuk kabar yang menyesakkan dada
Terimakasih kembali menguras air mata
Terimakasih tak mengijinkanku bersuap kata

Tuhan, mungkin Engkau lelah menatapku meratapi setiap jejak yang kupijak
Tapi, jangan Engkau bosan mendengarkan celotehku diatas sajadah

Tuhan, jika Kau ijinkan sang mega api bertahta disinggasananya
Maka ijinkan aku bersuap kata dengan mereka yang hadir di negerimu

Kaohsiung city,10102015

#Innalillahiwainnailaihiroji'un.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar