Selasa, 23 Agustus 2016

MIMPI BEKU




 Terlahir dari keluarga yang serba kekurangan tentu bukan kemauan setiap orang. jika saja bisa memilih, tentu akan l ebih memilih terlahir sebagai orang terlanjur kaya, tak terkecuali aku. sebut saja nay, nayunda wiguna. putri tunggal dari seorang ayah yang amat menyayangku, kami hanya tinggal berdua, di kampung padi. ibuku meninggal sejak membiarkan aku untuk hidup ke dunia.
seperti namanya, sebagian besar penduduk desaku bekerja sebagai petani padi, dan sebagian kecil sebagai buruh tani. dan ayahku adalah termasuk dari sebagian kecil itu.

"Nduk, kamu sudah kelas dua ya!" kata bapak yang mengagetkanku. entah sejak kapan beliau duduk dibelakangku, mengamati aku yang tengah mengisi PR matematika.

"Iya pak!" jawabku sambil menundukksn kepala. aku tau apa yang akan dikatakan bapak, beliau sudah tidak sanggup membiayai sekolahku.karena gagal panen tahun ini, sehingga bapKak hanya mendapat bagian kecil dari hasil panen.

 "Nay harus tetap sekolah, pak!

"Tapi, dari mana biayanya nduk, kita bisa makan sampai sejauh ini saja sudah alhamdulillah."
bapak menarik napas panjang, lalu melanjutkan kata-katanya " dan kamu lihat si Nuning, dia jauh jauh sekolah ke jakarta, sudah punya embel embel sarjana ekonomi dibelakang namanya, jadi apa sekarang? ibu rumah tangga, istrinya petani nduk! jadi, mau kamu sekolah setinggi apapun, tetep ujung-ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga.
bapak yang beberapa menit lalu bersikap ramah..kini benar-benar marah, saat aku bersikukuh membiarkan untuk tetap sekolah.

"Tapi pak..." belum sempat aku melanjutkan ucapannya, bapak seolah menutup pembicaraan, "makan atau sekolah!"
sebuah pilihan yang sulit, sifat keras kepala bapak sudah tidak bisa dilawan lagu, aku hanya mampu menahan bendungan dikelopak mata, pun akhirnya jebol juga.

"Aku harus tetap sekolah, agar bisa mengentaskan keluarga dari kungkungan kemiskinan.ini bukan sekedar mimpi,pak! nay akan buktikan, nay bisa menjadi yang terbaik, nay yakin bisa.!"

    Bintang kejora, yang paling terang dilangit malam itu menjadi saksi kobaran semangatku. aku yakin, aku bisa melalui hambatan mimpiku ini, ya, mimpi bisa mengenyam bangku sekolah setinggi-tingginya, dan bisa merubah nasib, dan pandangan orang, anak seorang buruh tanipun bisa jadi sarjana!
ahh..indahnya bermimpi. tapi,  eitsss..ini bukan sekedar mimpi, akan kugenggam mimpiku, dan akan kubentuk menjadi bintang, ya bintang dalam kelam, menyinari mimpi yang membeku.


ditulis oleh: Eni okta.v
kaohsiung city, 240816